Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sifat Allah ini ternyata mengalir deras ke tubuh dan jiwa manusia. Tak ada satu pun manusia yang tidak suka dengan keindahan. Dalam tulisan ini saya membagi keindahan menjadi dua: keindahan secara fisik dan keindahan secara rohani. Keindahan keduanya sama-sama disukai oleh Allah dan manusia.
Dalam keindahan fisik, manusia yang berjenis kelamin pria menyukai wanita yang berpenampilan indah (cantik dan seksi). Sebaliknya manusia yang berjenis kelamin wanita menyukai pria yang berpenampilan indah (gagah dan ganteng). Jika ada suami yang tidak suka melihat istrinya yang cantik, kemungkinan besar dia sedang ada konflik, sehingga keindahan yang ada pada istrinya yang memang benar-benar cantik tertutup oleh emosi dan kejengkelan. Makanya agar keindahan itu ada terus dan tidak lenyap, hilangkan konflik, emosi, dan kejengkelan.
Manusia suka rekreasi ke taman bunga ingin melihat aneka bunga yang tumbuh mekar, indah, dan harum semerbak mewangi. Manusia ternyata bukan hanya suka dengan bunga yang ada di taman, tetapi juga yang ada di bank, yakni bunga bank yang jumlahnya ratusan juta bahkan miliaran dan triliunan rupiah. Semakin besar jumlah bunga bank, semakin besar pula kesukaannya.
Tadi disebutkan manusia senang dengan keindahan bunga yang harum semerbak mewangi. Dengan wewangian, manusia suka. Kalau kita menghadiri acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad di kampung-kampung, biasanya salah seorang panitia menyemprotkan minyak wangi ke baju peserta yang hadir. Kenapa hal itu dilakukan? Karena semasa hidupnya Nabi Muhammad suka dengan wewangian. Semasa hidupnya, Nabi Muhammad tidak pernah lepas dari minyak wangi. Tak heran kalau Nabi selalu harum mewangi, lebih-lebih perangai dan akhlaknya.
Manusia juga suka dengan keindahan seni, baik seni lukis, seni membaca Al-Qur’an, seni kaligrafi, dan seni lainnya. Kalau shalat di masjid atau mushalla tertentu, kita suka melihat sekaligus mengagumi keindahan kaligrafi yang menghiasi dinding-dinding masjid atau mushalla yang tersusun dengan baik, rapi, dan serasi.
Namun saya pernah melihat di masjid dan mushalla yang dindingnya dihiasi dengan seni kaligrafi yang acak-acakan dan jauh dari indah. Hal itu sangat disayangkan. Kalau memang menyadari tidak punya keahlian dalam menulis kaligrafi yang baik dan indah, mbokya diserahkan kepada ahlinya. “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya,” Hadis Nabi.
Manusia juga suka dengan lingkungan yang tertata dengan baik dan indah, baik yang ada di lingkungan rumah tangga maupun di masyarakat. Tak heran kalau sang istri di rumah berupaya sedemikian rupa agar rumahnya tampak rapi dan indah, tidak berantakan. Demikian pula pengurus RT/RW berupaya agar lingkungannya indah, bersih, serta tidak kotor dan jorok.
Dalam keindahan rohani, manusia suka dengan orang-orang yang bila bicara, tutur katanya indah, sopan, tidak menyinggung dan menyakiti lawan bicaranya. Dia tidak pernah bicara kecuali dengan perkataan yang indah, baik, jujur, lemah lembut, dan menyenangkan lawan bicaranya. Ini sesuai dengan Hadiss Nabi, “Barang siapa yang pecaya kepada Allah dan hari akhir, maka bicaralah yang baik atau kalau tidak bisa, diam saja.”
Manusia juga suka dengan orang-orang yang memiliki sikap, tingkah laku, dan akhlak yang indah. Keindahan akhlak seseorang akan menciptakan keindahan dan kedamaian, baik di dalam rumah tangga, masyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Kita sering menyaksikan slogan yang berbunyi, “Damai itu Indah.” Semoga kita termasuk orang yang menyukai keindahan, memiliki tutur kata,
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2011/08/09/allah-dan-manusia-suka-keindahan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar