Paling indonesia? Suatu tema yang sangat menarik bagi saya,jika berbicara negara kita, Indonesia secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti “Hindia” dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti “pulau”. Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia. Indonesia yang merupakan negara kepulauan secara geografis memiliki karakteristik yang berbeda di setiap tempatnya atau wilayah satu sama lain. Wilayah geografis ini mempengaruhi karakteristik manusia yang mendiami wilayah tersebut tak ayal jika negara Indonesia memiliki rakyat yang beraneka ragam suku dan budaya yang menjadi aset berharga bagi bangsa Indonesia.
Dengan masyarakat yang heterogen bukan menjadikan masyarakat yang bersifat etnosentrisme yang menjurus kepada kehidupan yang bersifat individualistis. Justru, dengan masyarakat majemuk yang multikultural menjadikan bangsa Indonesia yang kokoh, tidak tercerai-berai. Meskipun hambatan-hambatan itu muncul yang menjurus pada suatu konflik yang muncul ke permukaan baik dalam tataran sosial,ekonomi, budaya, politik maupun lainnya, tidak menjadikan suatu diintegrasi terhadap negara ini. Dengan semboyannya “bhineka tunggal ika” bukan hanya sekedar semboyan melainkan memilki filosofi yang mendalam.
Dari berbagai suku itu memiliki nilai tradisional yang bisa mendorong pembangun, pertama nilai budaya kita yang berorientasi vertikal ke arah atasan. Selain memiliki aspek negatif juga memiliki aspek positif, aspek positif dari nilai budaya itu ialah ia dapat memudahkan taktik untuk mengajak rakyat berpartisipasi dalam pembangunan dengan cari memberi contoh. Asalkan banyak pembesar dan pemimpin yang mau hidup sederhana dan hemat, maka rakyat bawahannya akan turut hidup sederhana dan hemat; asal banyak pembesar dan pemimpin mau hidup ketat berdisiplin, mentaati hukum dan aturan-aturan, maka rakyat dibawahnya akan hidup ketat berdisiplin, mentaati hukum dan peraturan juga.
Sifat mentalitas lain dari nilai budaya suku bangsa yaitu memuji sifat ‘tahan penderitaan’ . ada suatu sifat positif yang lain dari mentalitas kita (terutama suku jawa) konsepsi itu mewajibkan kepada kita untuk tetap berikhtiyar walaupun hidup itu mewajibkan pada hakekatnya harus dialami sebagai suatu masa ujian yang penuh penderitaan, agar penderitaan hidup diperbaiki. Walaupun konsepsi ikhtiyar sudah ada sejak zaman dahulu. Sehingga dapat kita lihat bagaimana etos kerja orang jawa itu sangat tinggi.
Sifat mental kita yang lain yang bersifat positif adalah (terutama yang berasal dari suku bangsa jawa) untuk bersikap toleran terhadap pendirian-pendirian lain. Tentunya selama pendirian lain itu tidak menggangu sendi-dendi kehidupan kita. Maka pendirian itu kita biarkan hidup dan kita usahakan tidak untuk memeranginya atau membasminya. Suatu sifat mental seperti itu amat penting untuk disebarluaskan kepada generasi anak-anak kita, guna kebahagiaan mereka dalam masa yang akan datang, apabila mereka nanti harus hidup dalam suatu masyarakat majemuk seperti masyarakat bangsa Indonesia ini.
Akhirnya, suatu sifat positif dalam mentalitas kita (dari semua suku bangsa ) adalah konsep yang merupakan salah satu unsur dalam nilai gotong-royong. Unsur itu sebenarnya suatu tema berpikir ‘bahwa manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh sistem sosial dari komunitas dan masyarakat sekitarnya’. Suatu tema cara berpikir seperti itu membawa suatu rasa keamanan nuarani yang amat dalam, karena pada latar belakang dari pikiran kita ada bayangan bahwa dalam keadaan malapetaka dan bencana pasti ada saja yang membantu kita. Jepang berhasil membangun dengan tetap memelihara nilai-nilai gotong royongnya di dukung dengan keseragaman budaya dan bahasa Jepang sehingga berhasil menuju negara yang maju dalam pembangunan.
Disinilah letak ciri khas bangsa indonesia yang berbeda dengan jepang, dengan masyarakat yang majemuk yang beragam suku bangsa yang memiliki nilai-nilai budaya luhur tersendiri yang disatukan dalam satu semboyan bhineka tunggal ika yang menjadikan ‘paling indonesia’ dengan nilai-nilai tersebut bukan menjadikan penghambat dalam pembangunan justru sebagai faktor pendorong dalam membangun negeri ini, sehingga nilai-nilai seperti itu harus tetap dipelihara sebagai suatu sistem.
sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/20/aneka-warna-manusia-dan-kebudayaan-indonesia-dalam-pembangunan-inilah-indonesia-ku/
sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/20/aneka-warna-manusia-dan-kebudayaan-indonesia-dalam-pembangunan-inilah-indonesia-ku/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar