Sabtu, 29 Maret 2014

Tugas minggu ke-3



  

Paragraf Induktif
       Paragraf induktif adalah paragraf yang berpola dari khusus ke umum, artinya paragraf yang diawali dengan beberapa kalimat penjelas kemudian ditarik kesimpulan yang berupa umum. Sehingga kalimat utamanya terdapat di akhir paragraf.
Contohnya:
Naiknya nya harga bbm berdampak negatif bagi masyarakat,terutama untuk kalangan menengah kebawah.Masyarakat yang biasanya bisa  menyisihkan beberapa uang  gaji perbulannya untuk keperluan yang lain,merasa sekarang hampir tidak bisa menanbung karena uang nya digunakan untuk membeli minyak.Masyarakat mengeluh karna pemerintah tidak  melakukan tindakan yang bisa meringankan masyarakat.
Genenralisasi
    Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum
Generalisasi dibagi menjadi 2 yaitu;
1.Generalisasi sempurna
Contohnya;  
Ø  Luna maya seorang Aktris yang sangat Berbakat
Ø  Titi kamal seorang aktris,dan ia sangat Berbakat
Ø  Jadi ,Semua aktris sangat Berbakat
2.Generalisasi Tidak sempurna
Contohnya ;
Ø  Hampr seluruh aktris berparas cantik


Analogi
paragraf yang penalarannya dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan.
Contohnya;
Belajar matematika butuh ketelitian apalagi ketika mempelajari beberapa bab tertentu yang butuh tingkat ketelitian yang tinggi. Sama seperti kita mencari jarum di tumpukan jerami ialah hal yang susah namun bukanlah mustahil jika dilakukan dengan penuh semangat dan konsentrasi


Paragraf Hubungan Kausal(sebab-akibat)
Paragraf hubungan sebab akibat (hubungan kausal) adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Hipotesis
 
       Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian. Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah.
Jenis-jenis Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
1. Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,  atau  adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam  penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).
Contoh Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian.
Hipotesis Kerja (H1)  ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks lebih  efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan  Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
Hipotesis Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.



  
http://iwan24.blogspot.com/2012/12/pengertian-jenis-jenis-hipotesis-dan.html

Sabtu, 22 Maret 2014

Tugas Minggu Ke-2

-Paragraf-

Paragraf adalah susunan dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah makna,
dan didalamnya terdapat gagasan utama.
Paragaraf deduktif dan Induktif adalah salah satu contoh paragraph yang dilihat dari letak gagasan utamanya.

Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi
dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya.
Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
Rangkaian kalimat Paragraf Deduktif mendukung suatu kalimat utama yang berada dibagian awal.
Jadi, paragraf deduktif memiliki gagsan pokok (kalimat utama) diawal kalimat dan dijelaskan oleh kalimat-kalimat berikutnya.

Contohnya :
pengaruh dari perkembangan tekhnologi.Dimasa yang semkain maju saat ini,banyaknya penyalahgunaan
tekhnologi yang semakin canggih,dari yang tua,dewasa bahkan anak-anak.Hal itu bisa kita
lihat dari banyaknya video porno yang beredar di dunia maya.



-Silogisme-


      Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar.
Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.
Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua Manusia membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Pohon Jati adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Bunga Kamboja membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik
Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:
Semua orang kalau belajar pasti Pintar
Sebagian orang tidak Pintar,
Jadi Sebagian orang belajar  ,tidak Pintar
(Kesimpulan tidak boleh: Semua Orang Tidak Pintar).

Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Semua Pembohong tidak disenangi.
Sebagian orang adalah pembohong, jadi
Sebagian orang tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pembohong disenangi)


Silogisme Hipotetik
      Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika macet, saya naik kereta.
Sekarang macet.
Jadi saya naik kereta.
2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Silogisme Disyungtif
Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti
sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif
dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif,
seperti:
  1. la pergi atau tidak pergi.
  2. Ternyata ia pergi, jadi
  3. la bukan tidak pergi.
Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:
1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:
la berada di luar atau di dalam.
Ternyata tidak berada di luar.
Jadi ia berada di dalam.
Ia berada di luar atau di dalam.
ternyata tidak berada di dalam.
Jadi ia berada di luar.
2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:
Budi di masjid atau di sekolah.
la berada di masjid.
Jadi ia tidak berada di sekolah.
Budi di masjid atau di sekolah.
la berada di sekolah.
Jadi ia tidak berada di masjid.
Hukum-hukum Silogisme Disyungtif
1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
Adit  pakai Kemeja atau Kaos.
Ternyata pakai kemeja.
Jadi ia bukan tidak pakai kaos.
Hasan pakai kemeja atau tidak kaos.
Ternyata ia tidak pakai kaos
Jadi ia pakai kemeja non-kaos.
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
  •  a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:
  • Adit Pembalap  atau pelaut.
  • la adalah pembalap.
  • Jadi bukan pelaut
  • Adit menjadi Pembalap atau pelaut.
  • la adalah pelaut.
  • Jadi bukan Pembalap
  • b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah), seperti:
  • Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
  • Ternyata tidak lari ke Yogya.
  • Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
  • Budi menjadi guru atau pelaut.
  • Ternyata ia bukan pelaut.
  • Jadi ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang).











http://ellopedia.blogspot.com/2011/06/pengertian-paragraf-deduktif-dan.html
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-silogisme/

Rabu, 12 Maret 2014

TUGAS BAHASA INDONESIA MINGGU PERTAMA

Penalaran

   Penalaran adalah suatu konsep pemikiran terhadap sesuatu,dalam arti mengartikan adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera.Penalaran dibagi menjadi 2 Metode, yaitu Deduktif dan Induktif

    Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh : TV adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi -Sound System adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi kesimpulan —> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
    Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum    

 

Proposisi
      

      Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
    
    Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua Karyawan harus disiplin.
• Setiap Mahasiswa adalah calon Sarjana.
b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua Karyawan  harus disiplin dan bertanggung jawab.
• Ani membaca dan menulis.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua Manusia didunia ini pasti Mati.
• semua manusia pasti butuh makanan.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika sudah gelap maka hari sudah malam
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM naik maka rakyat akan sengsara.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• sule penyanyi atau pelawak
Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua koruptor adalah orang jahat.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kerbau.
• tidak ada seorang lelakipun memakai dress.
Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua kucing bukanlah ular.
• Tidak seekor kucing pun adalah ular.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian orang berakhlak mulia
• Tidak semua manusia berakhlak mulia

Evidensi

   Evidensi adalah semua fakta yang ada , yang di hubung – hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu . Evidensi merupakan hasil pengukuran dan pengamatan fisik yang di gunakan untuk memahami sebuah atau sesuatu fenomena . Evidensi sering juga di sebut bukti empiris .
  

Informasi
  

   Informasi adalah kumpulan dari beberapa data.Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi/perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif. Tanpa tersedianya informasi pun para manajer tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat dan mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Sehingga bisa dibilang bahwa informasi merupakan sebuah keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.


Inferensi: Inferensi adalah Proses pengambilan kesimpulan dari suatu penalaran


 Fakta
 
    Fakta adalah suatu kenyataan yang benar-benar ada,dan dapat dibuktikan kebenarannya.
cara menguji fakta:
Pertama kita harus mencari tau dahulu fakta yang kita ambil merupakan fakta yang dapat dipercaya,dan cara kedua yaitu dengan dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.


1. Konsistensi
 Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.

2. Koherensi
 Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).




Sumber
http://id.wikipedia.org
http://nu2ges.blogspot.com
http://sherlyvanleun.blogspot.com
http://yesa0409.blogspot.com