PRILAKU KONSUMEN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk
dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang
berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
1.2 Pokok Permasalahan
“Bagaimana Analisis Perilaku Konsumen?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Laporan
1.3.1 Tujuan Laporan
Untuk mengetahui bagaimana Peranan Perilaku konsumen terhadap individu, anggota
masyarakat, dan Keputusan konsumen.
1.3.2 Manfaat Laporan
1. Secara akademik merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program
S1 pada Universitas Gunadarma
2. Memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan
membandingkan teori dan praktek pada dunia kerja yang sesungguhnya.
3. Dapat memberi gambaran tentang kegiatan dan aktifitas suatu perusahaan
secara nyata dan jelas.
1.4 Metodelogi
1.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode studi kasus adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan masalah dengan
mengumpulkan data, menyusun dan menginterpretasikan kemudian menarik kesimpulan
tersebut pada lingkup penelitian yang dilaksanakan (Imam Asyari Sapari, Drs.
1983: 81). Dalam hal ini peneliti akan meneliti suatu kasus tertentu mengenai Perilaku
Konsumen.
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis menyelesaikan laporan ini
adalah:
1. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung
tentang Perilaku Konsumen
2. Interview yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara atau
tanya jawab secara langsung dengan masyarakat
1.4.3 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Kuantitatif yaitu data berupa angka-angka dalam tabel, mengenai kredit
konsumtif untuk pegawai dan pensiun tahun 2007 sampai dengan tahun 2008.
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi uraian – uraian atau
penjelasan-penjelasan.
2. Sumber Data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian,
khususnya pada bagian kredit dan bagian lain yang terkait pada Perilaku
konsumen
b. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari luar perusahaan atau yang
bersumber dari buku-buku pedoman serta teori-teori yang ada hubungannya dengan
pokok permasalahan yang diajukan.
1.4.4 Teknik Analisa
Data Analisa yang digunakan untuk menjawab pokok permasalahan yang diajukan di
muka adalah :
1. Analisa kualitatif yaitu penjelasan atau keterangan tentang hasil penelitian
serta uraian yang membandingkan antara teori dan penerapan di lapangan.
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang dipakai oleh penulis adalah dengan objek yang dipakai
Pada Perilaku Konsumen. Dengan memberikan pertanyaan yang telah dibuat penulis
yaitu pertanyaan mengenai sejarah Perilaku Konsumen
Penjelasan
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk
tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada
masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah
raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic
marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran,
perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari
penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen
dalam penambilan keputusan pembelian.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang
terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diinginkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah :
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin
terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi.
Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang
membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi
mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku
keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu
merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi
perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen
dalam proses keputusannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas
sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok
referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak
langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi
perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen
dalam bertingkah laku.
Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi,
sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan
dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali
perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan
kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan
menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat
kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan
kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai
kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang
bersangkutan.
Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang
maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama
pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu
kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).
Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari
mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah
perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan
memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu
besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah
barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan
konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka
tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran
dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen
mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka..
Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna
dari sekumpulan barang adalah fungsi
dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan
mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu
diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu
kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam
barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari
pendekatan ini adalah:
Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan
kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap
barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna
yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus
mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus
berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk
memenuhi kebtuhan mereka.
Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A
lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
Berlaku hukum transitif, artinya bila A
lebih disukai daripada B dan B lebih disukai
daripada C, maka A lebih disukai daripada C
Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen
dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan
konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat
dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya
utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal
mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal).
Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva
kepuasan sama .
Konsep Elastisitas
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa
dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap
permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai
pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Namun, jika
peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan
keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum
membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan
konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga
sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien
elastisitas atau indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi
mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang
(Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
KONSEP ELASTISITAS:
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan
akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan
perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan
prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan,
dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang
berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar
indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan
merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi
elastisitas harga permintaan, yaitu :
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat
yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling
besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya
merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris
horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya
tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga
tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih
banyak.
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini
merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah
permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva
permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar
koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga
tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap
perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang
terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi
harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan
harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan
harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan
benda tersebut sangat dibutuhkan.
Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang
tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan
komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang
berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross
Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada
produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase
perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga
dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat
komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas
silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan
penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat
substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif,
misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah
permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer
Δ Py Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari
kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0)
berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan
berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan
tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan
jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——–
Q Y ΔY Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 %
jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar
dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan
membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila
pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah
barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang
yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu
barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah
negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Asumsi-asumsi model kurva indiferens
n Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur
dalam satuan apapun)
n Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, …)
n Keseimbangan kepuasan konsumen
n Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line)
@ Bentuk Kurva Indiferens
Kurva Indiferens biasa juga disebut Kurva kepuasan sama
@ Karakteristik Kurva Indiferens
- Menunjukkan kepuasan sama
diantara semua produk yang dikonsumsi.
- Preferensi kepuasan konsumen
bertingkat secara konsisten.
- Kepuasan konsumen ditandai
dengan semakin banyaknya barang yang dikonsumsi.
- Kepuasan konsumen dicapai
dari setiap kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan total.
@
Ciri-ciri Kurva Indiferens
n Turun dari kiri atas ke kanan bawah untuk kombinasi antara barang X dan
Y.
n Mempunyai slope yang negatif, cembung ke arah origin.
n Tidak saling berpotongan.
n Kumpulan kurva indiferens menjadi kurva indiferens map.
@ Karakteristik dan ciri-ciri Kurva Indiferens
@ Marginal Rate of Substitution (MRS)
n Menunjukkan jumlah barang Y yang rela dikurangi disebabkan konsumen
menambah jumlah barang X.
Titik
|
X
|
Y
|
A
|
1
|
9
|
B
|
2
|
6
|
C
|
3
|
4
|
D
|
4
|
3
|
E
|
5
|
2
|
@ Garis Anggaran (Budget Line)
n Merupakan batasan (constrain) kemampuan konsumen, secara umum
satuan uang (M)
Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M
n jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang tersedia
Px(Qx) + Py(Qy) = M
@ Kurva Anggaran dan Perubahan Anggaran
AB
- Pergeseran garis anggaran (A1
ke A2), naiknya jumlah Y dan Jumlah X, disebabkan oleh Naiknya
Anggaran Konsumen
- Pergeseran garis anggaran (A1
ke A2), naiknya jumlah X, Y tetap, disebabkan oleh Turunnya
harga barang X
@
Menentukan Jumlah Kepuasan Konsumen
n IC1 dengan titik A dan B menunjukkan kepuasan Konsumen belum
optimal,
n IC2 dengan titik C konsumen mencapai titik optimum
n IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan barang X dan Y.
@ Keseimbangan konsumen
n Pada titik singgung antara kurva indiferens konsumen dengan garis
anggaran.
n Secara matematis; slope kurva kurva indiferens sama dengan slope
kurva garis anggaran, (-Px/Py)
BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu, maka penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Studi perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran,
yang merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya,
di mana pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih
efektif dari para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan.
Sehingga ilmu perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan
dan keinginan konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun
dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik
konsumen yang menjadi target pasar.
Pemahaman tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui penelitian-penelitian
perilaku konsumen sehingga dapat dipertanggung-jawabkan kebenaran informasi
yang terima dan digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki
peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai
initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam
kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut
geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
PENUTUP
Saya
mengucapan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan, dan semua pihak
atas segala bentuk dukungan yang diberikan.
Febria Tri ulva
12211774
3ea03
Universitas Gunadarma